Minggu, 17 November 2013

aspek keimanan dalam islam tugas kampus


ASPEK KEIMANAN DALAM ISLAM BAGIAN KE 1
(PENGERTIAN IMAN KEPADA ALLAH,MALAIKAT KITAB DAN ROSUL)
Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah al-islam1

NAMA:YOSI PERMANA
NIM:41035003131012
NAMA DOSEN:DR.H.Asep Faturrohman,L.C.MSc

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
TAHUN AJARAN 2013-2014


PENDAHULUAN
IMAN KEPADA ALLAH SWT
Iman kepada allah swt ,artinya meyakini dengan sepenuh hatibahwa Allah adalah Rabb ( pemelihara,pengatur),pemilik dan pencipta segala sesuatu ;dan bahwa hanya dialah yang berhak untuk diesakan dengan ibadah, berupa shalat,puasa do’aharap,takut,kerendahan,dan ketundukan;dan bahwa dia memiliki segala sifat kesempurnaan dan suci dari segala sifat kekurangan.
Jadi iman kepada Allah swt  mencakup pengesaan Allah swt dalam tiga hal:rububiyyah,uluhiyyah, dan al asma wash-shifat. Dan,makna mengesakan ( mentauhidkan)Allah dalam ketiga haldi atas adalah meyakini bahwa hanya Allah sendirai yang mempunyai rububiyyah,uluhiyyah dan sifat-sifat kesempurnaan serta nama-nama kemuliaan.Jadi, tidaklah seorang disebut beriman kepada Allah hingga ia meyakini bahwa Allah adalah Rabb segala sesuatu dan tidak Rabb selain Dia; bahwa Dia adalahIlah  segala sesuatu dan tida Ilah selain dia;dan bahwa dialah yang sempurna dalam sifat dan nama-Nya,dan tiada yang sempurna selain dia.Ketiga bentuk tauhid itu tercakup dalam makna iman kepada Allah swt.

A. Tauhid Rububiyyah
Makna tauhid rububiyyah secara garis basar adalah meyakini dengan mantap bahwa Allah adalah rabb segala sesuatu dan tiada rabb selain dia.rabb menurut bahasa bermakna;pemilik yang mengatur (al maalikul mudabbir).Dan rububiyyah ( kepemilikan,kepengaturan) allah atas mahlik-Nya bermakna ketunggalan Allah dalam menciptakan, memiliki, dan mengatur  urusan–urusan mereka. Jadi, tauhid rububiyyah adalah mengakui bahwa hanya allah swt pencipta,pemilik yang menghidupkan dan mematikan mahluk.Dialah pemberi manfaat dan bahaya,yang mengabulkan do’a mereka dalam keadaan terhimpit ,yang berkuasa atas mereka, yang memberi dan menahan.kepunyaan dialah segala mnahluk dan segala urusan, sebagaimana firma-nya: dalam surat ai-araaf ayat 54 yang artinya inggatlah haya milik dialah segala penciptaan dan segala urusan .maha suci allah rab sekalian alam.

B.Tauhid Uluhiyyah
            Maknanya secara umum adalah keyakinan yang mantap bahwa allah swt adalah Ilah yang benar dan tidak ada ilah selain dia serta mengesakan –Nya dalam beribadah ( pengabdian ).kata “Ilahíí ” sama dengan ‘ma’luh’ yang artinya adalah ‘ma’bud’ ( yang di ibadahi ; yang menjadi tujuan dalam ibadah ).Dan ‘al ‘ibadah’ secara lughawi bermakna tunduk ,merendah dan patuh .sebagian ulama mendefinisikan ibadah sebagai :puncak kecintaan yang disertai puncak ketundukan.
            Jadi, tauhid uluhiyyah dibangun di atas pemurnian ibadah hanya kepada allah swt  baik ibadah yang bersifat bathini  (hati) maupun yang bersifat lahiriyah ( perbuatan), tanpa sedikitpun dari ibadah-ibadah itu dipersembahkan kepada selain dia.seorang yang beriman kepada allah akan beribada hanya kepada allah dan tidak akan beribadah selain kepada dia.orang itu menghususkan cinta,takut,harap,do’a,tawakal,taat,kerendahan hati,ketundukan,dan segala jenis serta segala bentuk ibadah lainnya hanya kepada allah.
            Tauhid uluhiyyah ini pada hakikatnya mencakup kedua bentuk tauhid lainnya, yakni tauhid rububiyyah dan tauhid asmaawash-shifat.dan tidak sebaliknya.seorang yang mentauhidkan allah dalam hall rububiyyah tidak berarti bahwa dia mentauhidkannya dalam hal uluhiyyah-nya.boleh jadi seseorang mengakui rububiyyah allah namun tidak beribadah kepada allan swt,demikian juga asmaa wsh-shifat tidak memuat bentuk tauhid lainnya.akan tetapi,orang yang mengesakan allah dalam hal uluhiyyah,seraya mengakui bahwa hanya dialah yang berhak mendapat pengabdian dan bahwa yang lainnya tidak berhak sedikitpun dari pengabdian itu,pada dasarnya dia mengakui bahwa allah swt adalah rabbsekalian alam dan bahwa dia mempunyai al asmaul husna ( nama-nama yang baik ) dan sifat-sifat yang sempurna.sebab, memurnikan pengabdian tidak mungkin di tujukan kepada selain rabb dan kepada yang mempunyai kekurangan.
            Bagaimana dia akan beribadah kepada yang tidak menciptakan dan tidak mengatur segala urusannya? Dan,bagaimana dia menyembah orang yang memiliki kekurangan ?
            Atas dasar itu,maka syahadat lailaaha illallah memuat bentuk seluruh tauhid itu.Jadi, makna langsung syahadat tersebut adalah mengesakan allah dalam bentuk uluhiyyah, yang sekaligus mencakup pula pengesaan allah dalam hal rububiyyah dan al asma wash-shifat.

C.Tauhid Asma Wash-Shifat
            Makna tauhid asma wash-shifat ( mengesakan allah dalam hal nama-nama dan sifat-sifatnya) adalah meyakini secara mantap bahwa allah swt menyandang seluruh sifat kesempurnaan dan suci dari  segala sifat kekurangan dan bahwa dia berbeda dengan dengan seluruh mahluknya. Caranya adalah dengan menetapkan   ( mengakui ) nama-nama dan sifat allah yang dia sandang untuk dirinya atau di sandangkan oleh rosulullah saw dan tidak melakukan tahrif ( pengubahan)  lafazh atau maknanya,tidak ta’thil ( pengabaian) yakni menyangkal seluruh atau sebagian nama dari sifat itu, tidak  takyif ( pengadaptasian) dengan menentukan esensi dan kondisinya,dan tidak pula tasyibih ( penyerupaan ) dengan sifat-sifat makhluk.
            Dari definidi di atas, jelaslah bahwa tauhidul asma wash-shifat  berdiri di atas tiga asas. Barang siapa menyimpang darinya,maka ia tidak termasuk orang yang mengesakan allah dalam hal nama dan sifat-nya.ketiga asas itu adalah:
1.      Meyakini bahwa allah maha suci dari kemiripan dengan makhluk dan dari segala kekurangan.
2.      Mengimani seluruh nama dan sifat allah yang di sebutkan dalam al-Qurandan sunah tanpa mengurangi atau menambah-nambahnya dan tanpa mengubah atau mengabaikannya.
3.      Menutup keinginan untuk mengetahui kaifiyyah( kondisi) sifat-sifat itu.
Al watshi mengatakan ,tidak ada djat yang sama dengan dzat-nya;tidak ada nama yang sama dengan nama-nya tidak ada perbuatan yang sama dengan perbuatan-nya;tidak ada sifat yang sama dengan sifat-nya kecuali dari sisi lafaznya saja.Mahasuci Dzat yang qadim dari sifat-sifat makhluk.sebagaimana adalah mustahil makhluk memiliki sifat-sifat pencipta.
Macam-macam sifat Alllah
            Sifat-sifat allah yang di sebut dalam al-qur’an dan sunah ada dua macam:shifatun dztiyyah  (sifatdzatiyyah) dan shifatu fi’lin  (  sifat fi’il ).sifat dzatiyyah adalah sifat yang tidak dapat di lepaskan dari alllah swt seperti ilmu,hidup,kuasa,mendengar,melihat,wajah,berbicara,kaki,memiliki, agung,besar,tinggi,kaya,dan kasih sayang.patokannya adalah  seluruh sifat yang tidak mungkin terpisah dari allah swt.adapun sifat fi’il adalah  sifat yang terkait dengan kehendak dan kekuasaan allah.seperti bersemayam,turun,datang,kagum,tertawa,ridha,cinta,benci,murka,gembira,marah dan makar.
Jumlah nama-nama allah swt
Nama-nama allah  di sebutkan dalam  nasa berjumlah sembilan puluh sembilan nama.Abu hurairah meriwayatkan bahwa rosulullah  saw bersabda:
sesungguhnya allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama yakni seratus kurang satu.barang siapa yang menghitungnya  maka dia masuk surga.sesungguhnya allah itu witir dan mencintai yang witir”. (Muttafaq’alaih)
Para ulama telah sepakat bahwa yang di maksud dengan sabda Rasulullah  sembilan puluh sembilan nama tidaklah  terbatas pada jumlah tersebut,melainkan sekedar menjelaskan bahwa Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama,yang barang siapa men ghitungnya maka dia akan masuk surga.Hadits itu tidak menafikan  adanya nama-nama lain bagi allah swt.Jadi,hadits itu menginformasikan bahwa dengan menghitungnya akan masuk surga dan bukan menjelaskan tentang jumlah nama-nama Allah.


IMAN KEPADA MALAIKAT
            Iman kepada malaikat adalah ,berkeyakinan secara mantap bahwa Allah swt mempunyai para malaikat yang maujud (eksis),di ciptakan dari cahaya ;dan bahwa mereka tidak durhaka  kepada Allah dalam  hal  yang di perintahkan kepada mereka;dan bahwa mereka melaksanakan tugas mereka yang telah allah perintahkan kepada mereka.

A.Sifat-sifat Fisik Malaikat
            Atas  dasar hal di atas,allah swt tidak menginformasikan kepada kita sifat-sifat fisik mereka selain hanya sedikit saja.Allah swt menjelaskan bahwa mereka di ciptakan sebelum Adam.sebab di sebutkan dalam al-qur’an bahwa allah swt memberitahukan para malaikat bahwa dia akan menciptakan  manusia dan menempatkannya di bumi. 
Allah berfirman dalam surat al-baqarah ayat 30
http://www3.pmo.gov.my/webNotesApp/RqrMainM.nsf/9ca3c988a579811f48256722002425dc/2a0a23248b6ab550482566cd00326f19/RqrKaligrafi/0.70?OpenElement&FieldElemFormat=gif 
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". 

            Keseluruhan nash-nash menunjukan bahwa malaikat adalah mahluk cahaya yang tidak mempunyai jasad material yang dapat di jangkau dengan indera manusia.Mereka bukan seperti manusia.Mereka tidak makan dan minum ;tidak tidur ;tidak menikah;dibersihkan dari syahwat binatang;di sucikan dari dosa-dosadan kesalahan;dan tidak mempunyai sifat-sifat material yang dimiliki anak adam.


Hamba-hamba yang di muliakan
            Adapun hubungan para malaikat dengan allah adalah hubungan penghambaan yang murni,ketaatan dan kepatuhan ,serta ketundukan mutlak terhadap perintah-perintah allah swt.mereka tidak punya kaitan apapun dengan allah swt selain kaitan tersebut.
Hubungan malaikat dengan alam semesta dan manusia
            Jika demikian hubungan para malaikat dengan tuhan mereka,yakni hubungan ibadah yang sempurna kepada allah swt,dan taat sepenuhnya terhadap segala perintah-nya,maka hubungan mereka dengan alam semesta dan manusia adalah merupakan bagian dari pengabdian dan ketaatan itu.ibadah mereka kepada allah tidak hanya bertasbih dengan memuji allah dengan memuliakan-nya.Melainkan mencakup pelaksanaan kehendaknya dengan mengatur dan memelihara urusan-urusan alam semesta,serta memelihara segala apa yang ada di dalamnya berupa mahluk-mahluk;segala gerak dan aktivitas;segala kehidupan dan benda mati;segala aturan dan undang-undang dan melaksanakan qadar-nyasesuai dengan ketentuan-nya terhadap semua makhluk-makhluk itu.mereka melaksanakan kehendak-nya dalam mengawasi dan mencatat setiap yang terjadi di alam semesta, baik berupa gerakan yang terjadi atas dasar keinginan atau bukan atas keinginannya sendiri.Jadi,mereka yang ditugasi untuk mengurus langit dan bumi.setiap gerakan di alam semesta ini masuk kedalam tugas mereka,sebagaimana yang di inginkan oleh pencipta mereka. 
            Selain itu juga malaikat mempunyai tugas atau pekerjaan lain dalam kehidupan manusia.Tujuan-nya sebagaimana yang allah tegaskan adalah untuk memberi hidayah kepada manusia ,membahagiakan mereka,dan membantu mereka dalam beribadah kepada allah serta membantu mereka untuk memilih hidayah dan kebajikan serta meninggalkan keburukan,kerusakan,dan kesesatan.Jadi,mereka adalah mahluk yang allah pilih untuk menyampaikan hidayah-nya kepada penduduk bumi melalui para rosul-nya yang mulia.
            Jadi para malaikat itu mendorong hamba allah untuk taat kepada rabbnya,ibadah kepada-nya dan menanamkan kecintaan terhadap dzikir dan al-qur’an;menganjurkan mencari ilmu dan kebaikan;mereka menghadiri shalat dan bacaan al-qur’an sang hamba.
            Sebagai kata pamungkas tentang hubungan malaikat dengan manusi,pengaruh mereka dalam amal-amal manusia yang bersipatiradiyyah ( di kehendaki ) dan yang ghairu iradiyyah ( yang tidak di kehendaki ) kami kutipkan pernyataan yang berbobot dari ibnul qayyim Al Juziyyah semoga allah merahmatinya dalam kitabnya,ighatstul Lahfan Min Makaidisy-syaithan,dia mengatakan:
            ” Malaikat yang ditugaskan mengurusi manusia sejak ia berupa nutfah sampai akhir hidupnya,mempunyai urusan lain.Mereka di tugaskan untuk mewujudkan manusia,memindahkan dari satu fase ke fase berikutnya,membentuknya, memeliharanya dalam tiga tingkat kegelapan.Mereka mencatat rezekinya,amalnya,ajalnya, kecelakaannya,dan keberuntungannya.menyertainya dalam segala kondisi;menghitung ucapan dan segala perbuatannya,menjaganya di kala hidup dan mencabut nyawanya bila tiba masanya untuk mati,dan membawanya untuk menghadap pencipta.Merekalah yang di tugaskan menyiksa dan memberi kenikmatan di alam barjah setelah kebangkitkan.Mereka pula yang di tugaskan membuat alat-alat kenikmatan da siksaan,dan merekapula yang mendorong dserta menyerunya untuk melakukan kebaikan serta mencegah untuk berbuat keburukan.mereka adalah para utusan allah ditengah mahluknya dan para duta allah untuk para hambanya.Mereka turun dengan perintah dari sisinya keseluruh penjuru dunia dan naik kepadanya dengan urusan-urusan itu.



Iman kepada para Nabi dan Rosul
            Diantara rukun iman adalah iman kepada para nabi dan rosul allah.Maknanya adalah,mengimani para nabi dan rosul yang allah sebutkan dalam al-qur’an ;dan mengimani bahwa allah swt mengutus para rosul-rosul dan nabi-nabi selain yang di sebutkan dalam al-qur’an itu, yang hanya allah lah yang mengetahuinya.
            Nabi dan rosul yang di sebutkan dalam al-qur’an berjumlah 25 orang merka adalah:
  1. Nabi Adam a.s.         11. Nabi Yusuf a.s.     21. Nabi Yunus a.s.
  2. Nabi Idris a.s.            12. Nabi Ayyub a.s.    22. Nabi Zakaria a.s.
  3. Nabi Nuh a.s.            13. Nabi Syu’aib a.s.   23. Nabi Yahya a.s.
  4. Nabi  Hud a.s.           14. Nabi Harun a.s.     24. Nabi Isa a.s.
  5. Nabi Salih a.s.           15. Nabi Musa a.s.      25. Nabi Muhammad s.a.w.
  6. Nabi Ibrahim a.s.       16. Nabi Ilyas a.s.
  7. Nabi Luth a.s.           17. Nabi Ilyasa’ a.s.
  8. Nabi Ismail a.s.         18. Nabi Zulkifli a.s.
  9. Nabi Ishaq a.s.          19. Nabi Dawud a.s.
  10. Nabi Ya’qub a.s.      20. Nabi Sulaiman a.s
Para nabi dan rosul itu wajib kita imani kerasulan dan kenabiannya secara rinci.Artinya,jika seorang di hadapkan pada salah seorang nabi itu,ia tidak boleh menyangkal kenabian dan kerosulannya.jika ia menyangkal kenabian atau kerasulan seorang saja dari mereka,maka ia kafir.
Adapun nabi dan rosul yang tidak di ceritakan dalam al-qur’an,maka allah memerintahkan kita untuk mengimaninya secara global.dan kita tidak berhak bahkan tidak boleh menyebut seseorang sebagai nabi atau rosul sejauh al-qur’an tidak menyebutkan dalam hitungan para nabi dan rosul, dan tidak pula rasulullah saw menginformasikan kepada kita.
Para rosul yang tergolong ulul’azmi
            Rosul yang termasuk ulul’azmi sebagai mana yang di sebutkan para ulama,ada lima orang.mereka adalah : Muhamad,Ibrahim,Musa,Nuh,dan Isa
 
Hakikat Nabi sebagai pembawa Risalah

Hakikat rasul sebagai pembawa risalah tak lepas dari tugas para rasul yanimenyampaikan. Menyeru untuk beriman kepada Allah dan keesaan-Nya. Imankepada Allah adalah fitrah dalam diri manusia. Maka setiaap manusia mendapatkandirinya dikuasai oleh sesuatu kekuatan yang lebih tinggi dari kekuatannya, akantetapi manusia berbeda dalam menentukan kekuatan itu, di antaranya ada yangmenafsirkannya sebagai kekuatan alam dan ada yang menafsirkannya sebagai berhala-berhala yang mereka buat dan yang lain emnafsirkannya selain itu. Makadatanglah nabi-nabi membetulkan kesesatan-kesesatan ini, emmbawa risalah, danmembimbing akal ke arah itikad adanya Allah dan keesaaan-Nya.
 Andaikata akal manusia bertindak sendirian dalam memahami kebenaran-kebenaran ini, tidaklah tepat sasarannya dan tidak sampai pada tujuannya,khususnya dalam perkataan-perkataan ghaib yang tidak bisa dijangkau oleh akalmanusia dan pengetahuan tanpa wahyu yang di sampaikan Allah pada nabi-nabi. Dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam QS 21:25 yang artinya :
Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya. Bahwasanya tidak ada Tuhan Melainkan Allah (Aku), makasembahlah olehmu sekalian akan Aku´Risalah yang dibawa rasulullah bukanlah sesuatu yang baru. Dasar aqidah yang disampaikan oleh rasulullah adalah juga aqidah yang disampaikan oleh nabi-nabi sebelumnya. Ajaran yang disampaikan rasulullah dapat dilihat sebagai hikmahIlahiah untuk melakukan pemurnian terhadap tauhid yang dari penyelewengan yangtelah dilakukan oleh umat sebelumnya.
Rasulullah memperkuat kembali keyakinanterhadap keesaan Allah (zat, sifat, afal) yang telah tenggelam akibatketerkungkungan akal manusia terhadap keduniaan karena dunia menjadi tujuanakhir kehidupan. Atas dasar itu, manusia dikendalikan oleh hawa nafsu yang berakibat kehidupan mereka mengalami kesengsaraan. Keadilan sosial menjadi nilaikebaikan utama dalam ajaran Islam oleh karena itu Islam dapat berkembang dengandemikian cepat karena salah satu alasannya Islam telah tampil sebagai kekuatanpembebas yang membebaskan umat manusia ketika itu dari perilaku ketidakadilan.

Kewajiban kita terhadap para rosul
Ø  Kita wajib membenarkan semua rasul allah,setelah kita mengimani keberadaan mereka dan mengimani risalah mereka.
Ø  Kita juga wajib mengimani bahwa setiap rosul yang di utus allah telah menunaikan amanah-nya,menyampaikan risalah-nya dengan sebaik-baiknya.
Ø  Menaati dan tidak menyalahi mereka,karena hal itu merupakan bentuk ketaatan kepada allah swt.
Ø  Meyakini bahwa mereka adalah manusia paling baik dalam hal ilmu dan amal,paling jujur,paling sempurna akhlaknya,dan bahwa allah swt mengistimewakan mereka dengan keutamaan-keutamaan yang tidak pernah di berikan kepada manusia lain;dan bahwa allah memelihara dan membersihkan mereka dari sifat dusta,khianat,menyembunyikan,lalai dalam menyampaikan risalah dan membersihkan mereka dari segala dosa besar maupun dosa kecil.
Ø  Kita wajib mengimani bahwa para rosul itu adalah laki-laki dari golongan manusia,bukan dari golongan malaikat dan allah tidak mengutus perempuan.
Ø  Kita mengimani bahwa allah swt tidak memberinya tabiat khusus selain tabiat manusia.
Ø  Kita mengimani bahwa mereka tidak memiliki sedikitpun karakteristik ketuhanan.
Ø  Kita wajib mengimani bahwa allah swt memperkuat mereka dengan mukjijat yang mencengangkan dan tanda-tanda kenabian yang nyata,yang menunjukan kebenaran kenabian mereka.






PENUTUP
A.           Kesimpulan
Setelah kita membaca dan membahas mengenai pembahasan tentang Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat Allah, dan Iman kepada Rasul Allah kita akan mengetahui apa yang dimaksud iman kepada Allah, Malaikatnya, dan Rasulnya.
Iman yaitu meyakini dengan hati mengucapkan dengan lisan serta membuktikannya dengan amal perbuatan.








DAFTAR PUSTAKA

Yasin,Muhamad Nu’alim
 Iman; Rukun,hakikat dan yang membatalkannya/Muhamad nu’aim
Yaasin;alih bahasa,tate Qomarudin;Editor,Tina Rakhmatin;Halfino Berry
Bandung:Asysyamil Press,2002
Qs albaqarah ayat 30
Ath-Tharabilisiy, Sayyid Husein Afandiy Al-Jisr, Memperkokoh Aqidah Islamiyah, Cet. 1 : Surabaya : CV Pustaka Setia, 1999.
El-Jazairi, Abu Bakar Jabir, Pola Hidup Muslim Aqidah, Cet. 2 : Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1993.
Syamakhsyari, A. Solihan, Cinta Rasul, Jakarta Timur : Pustaka Al-Kautsar, 2000.



[1][1] Sayyid Husein Afandiy Al-Jisr Ath-Tharabilisiy, Memperkokoh Aqidah Islamiyah, (Cet. 1 : Surabaya : CV Pustaka Setia, 1999), h. 19.
[2][2] Abu Bakar Jabir El-Jazairi, Pola Hidup Muslim Aqidah, (Cet. 2 : Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1993), h. 31.
[3][3] A. Solihan Syamakhsyari, Cinta Rasul, ([t. Cet] ; Jakarta Timur :







Tidak ada komentar:

Posting Komentar