ASPEK KEIMANAN DALAM ISLAM BAGIAN
KE 1
(PENGERTIAN IMAN KEPADA
ALLAH,MALAIKAT KITAB DAN ROSUL)
Makalah ini di buat untuk memenuhi
tugas terstruktur pada mata kuliah al-islam1
NAMA:YOSI
PERMANA
NIM:41035003131012
NAMA
DOSEN:DR.H.Asep Faturrohman,L.C.MSc
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
ISLAM NUSANTARA
TAHUN AJARAN 2013-2014
PENDAHULUAN
IMAN KEPADA ALLAH SWT
Iman
kepada allah swt ,artinya meyakini dengan sepenuh hatibahwa Allah adalah Rabb (
pemelihara,pengatur),pemilik dan pencipta segala sesuatu ;dan bahwa hanya
dialah yang berhak untuk diesakan dengan ibadah, berupa shalat,puasa
do’aharap,takut,kerendahan,dan ketundukan;dan bahwa dia memiliki segala sifat
kesempurnaan dan suci dari segala sifat kekurangan.
Jadi
iman kepada Allah swt mencakup pengesaan
Allah swt dalam tiga hal:rububiyyah,uluhiyyah,
dan al asma wash-shifat. Dan,makna
mengesakan ( mentauhidkan)Allah dalam ketiga haldi atas adalah meyakini bahwa
hanya Allah sendirai yang mempunyai rububiyyah,uluhiyyah
dan sifat-sifat kesempurnaan serta nama-nama kemuliaan.Jadi, tidaklah seorang
disebut beriman kepada Allah hingga ia meyakini bahwa Allah adalah Rabb segala sesuatu dan tidak Rabb selain Dia; bahwa Dia adalahIlah segala sesuatu dan tida Ilah selain dia;dan bahwa dialah yang sempurna dalam sifat dan
nama-Nya,dan tiada yang sempurna selain dia.Ketiga bentuk tauhid itu tercakup
dalam makna iman kepada Allah swt.
A. Tauhid Rububiyyah
Makna
tauhid rububiyyah secara garis basar adalah meyakini dengan mantap bahwa Allah
adalah rabb segala sesuatu dan tiada rabb selain dia.rabb menurut bahasa
bermakna;pemilik yang mengatur (al
maalikul mudabbir).Dan rububiyyah ( kepemilikan,kepengaturan) allah atas
mahlik-Nya bermakna ketunggalan Allah dalam menciptakan, memiliki, dan
mengatur urusan–urusan mereka. Jadi,
tauhid rububiyyah adalah mengakui bahwa hanya allah swt pencipta,pemilik yang
menghidupkan dan mematikan mahluk.Dialah pemberi manfaat dan bahaya,yang
mengabulkan do’a mereka dalam keadaan terhimpit ,yang berkuasa atas mereka,
yang memberi dan menahan.kepunyaan dialah segala mnahluk dan segala urusan,
sebagaimana firma-nya: dalam surat ai-araaf ayat 54 yang artinya inggatlah haya
milik dialah segala penciptaan dan segala urusan .maha suci allah rab sekalian
alam.
B.Tauhid Uluhiyyah
Maknanya secara umum adalah keyakinan yang mantap bahwa
allah swt adalah Ilah yang benar dan
tidak ada ilah selain dia serta mengesakan –Nya dalam beribadah ( pengabdian
).kata “IlahÃÃ ” sama dengan ‘ma’luh’ yang artinya adalah ‘ma’bud’ ( yang di ibadahi ; yang
menjadi tujuan dalam ibadah ).Dan ‘al
‘ibadah’ secara lughawi bermakna tunduk ,merendah dan patuh .sebagian ulama
mendefinisikan ibadah sebagai :puncak kecintaan yang disertai puncak
ketundukan.
Jadi, tauhid uluhiyyah dibangun di atas pemurnian ibadah
hanya kepada allah swt baik ibadah yang
bersifat bathini (hati) maupun yang
bersifat lahiriyah ( perbuatan), tanpa sedikitpun dari ibadah-ibadah itu
dipersembahkan kepada selain dia.seorang yang beriman kepada allah akan
beribada hanya kepada allah dan tidak akan beribadah selain kepada dia.orang
itu menghususkan cinta,takut,harap,do’a,tawakal,taat,kerendahan
hati,ketundukan,dan segala jenis serta segala bentuk ibadah lainnya hanya
kepada allah.
Tauhid uluhiyyah ini pada hakikatnya mencakup kedua
bentuk tauhid lainnya, yakni tauhid rububiyyah dan tauhid asmaawash-shifat.dan
tidak sebaliknya.seorang yang mentauhidkan allah dalam hall rububiyyah tidak
berarti bahwa dia mentauhidkannya dalam hal uluhiyyah-nya.boleh jadi seseorang
mengakui rububiyyah allah namun tidak beribadah kepada allan swt,demikian juga
asmaa wsh-shifat tidak memuat bentuk tauhid lainnya.akan tetapi,orang yang
mengesakan allah dalam hal uluhiyyah,seraya mengakui bahwa hanya dialah yang
berhak mendapat pengabdian dan bahwa yang lainnya tidak berhak sedikitpun dari
pengabdian itu,pada dasarnya dia mengakui bahwa allah swt adalah rabbsekalian
alam dan bahwa dia mempunyai al asmaul husna ( nama-nama yang baik ) dan
sifat-sifat yang sempurna.sebab, memurnikan pengabdian tidak mungkin di tujukan
kepada selain rabb dan kepada yang mempunyai kekurangan.
Bagaimana dia akan beribadah kepada yang tidak
menciptakan dan tidak mengatur segala urusannya? Dan,bagaimana dia menyembah
orang yang memiliki kekurangan ?
Atas dasar itu,maka syahadat lailaaha illallah memuat
bentuk seluruh tauhid itu.Jadi, makna langsung syahadat tersebut adalah
mengesakan allah dalam bentuk uluhiyyah, yang sekaligus mencakup pula pengesaan
allah dalam hal rububiyyah dan al asma wash-shifat.
C.Tauhid Asma Wash-Shifat
Makna tauhid asma wash-shifat ( mengesakan allah dalam
hal nama-nama dan sifat-sifatnya) adalah meyakini secara
mantap bahwa allah swt menyandang seluruh sifat kesempurnaan dan suci dari segala sifat kekurangan dan bahwa dia berbeda
dengan dengan seluruh mahluknya. Caranya adalah dengan menetapkan ( mengakui ) nama-nama dan sifat allah yang
dia sandang untuk dirinya atau di sandangkan oleh rosulullah saw dan tidak
melakukan tahrif ( pengubahan) lafazh atau maknanya,tidak ta’thil ( pengabaian) yakni menyangkal
seluruh atau sebagian nama dari sifat itu, tidak takyif ( pengadaptasian)
dengan menentukan esensi dan kondisinya,dan tidak pula tasyibih ( penyerupaan ) dengan sifat-sifat makhluk.
Dari definidi di atas, jelaslah bahwa tauhidul asma wash-shifat berdiri di atas tiga asas. Barang siapa
menyimpang darinya,maka ia tidak termasuk orang yang mengesakan allah dalam hal
nama dan sifat-nya.ketiga asas itu adalah:
1. Meyakini
bahwa allah maha suci dari kemiripan dengan makhluk dan dari segala kekurangan.
2. Mengimani
seluruh nama dan sifat allah yang di sebutkan dalam al-Qurandan sunah tanpa
mengurangi atau menambah-nambahnya dan tanpa mengubah atau mengabaikannya.
3. Menutup
keinginan untuk mengetahui kaifiyyah(
kondisi) sifat-sifat itu.
Al
watshi mengatakan ,tidak ada djat yang sama dengan dzat-nya;tidak ada nama yang
sama dengan nama-nya tidak ada perbuatan yang sama dengan perbuatan-nya;tidak
ada sifat yang sama dengan sifat-nya kecuali dari sisi lafaznya saja.Mahasuci
Dzat yang qadim dari sifat-sifat makhluk.sebagaimana adalah mustahil makhluk
memiliki sifat-sifat pencipta.
Macam-macam
sifat Alllah
Sifat-sifat
allah yang di sebut dalam al-qur’an dan sunah ada dua macam:shifatun dztiyyah (sifatdzatiyyah) dan shifatu fi’lin ( sifat fi’il ).sifat dzatiyyah adalah sifat
yang tidak dapat di lepaskan dari alllah swt seperti
ilmu,hidup,kuasa,mendengar,melihat,wajah,berbicara,kaki,memiliki, agung,besar,tinggi,kaya,dan
kasih sayang.patokannya adalah seluruh
sifat yang tidak mungkin terpisah dari allah swt.adapun sifat fi’il adalah sifat yang terkait dengan kehendak dan
kekuasaan allah.seperti
bersemayam,turun,datang,kagum,tertawa,ridha,cinta,benci,murka,gembira,marah dan
makar.
Jumlah
nama-nama allah swt
Nama-nama
allah di sebutkan dalam nasa berjumlah sembilan puluh sembilan
nama.Abu hurairah meriwayatkan bahwa rosulullah
saw bersabda:
“sesungguhnya allah mempunyai sembilan puluh
sembilan nama yakni seratus kurang satu.barang siapa yang menghitungnya maka dia masuk surga.sesungguhnya allah itu
witir dan mencintai yang witir”. (Muttafaq’alaih)
Para
ulama telah sepakat bahwa yang di maksud dengan sabda Rasulullah sembilan puluh sembilan nama tidaklah terbatas pada jumlah tersebut,melainkan
sekedar menjelaskan bahwa Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama,yang
barang siapa men ghitungnya maka dia akan masuk surga.Hadits itu tidak
menafikan adanya nama-nama lain bagi
allah swt.Jadi,hadits itu menginformasikan bahwa dengan menghitungnya akan
masuk surga dan bukan menjelaskan tentang jumlah nama-nama Allah.
IMAN KEPADA MALAIKAT
Iman kepada malaikat adalah ,berkeyakinan secara mantap
bahwa Allah swt mempunyai para malaikat yang maujud (eksis),di ciptakan dari cahaya ;dan bahwa mereka tidak
durhaka kepada Allah dalam hal
yang di perintahkan kepada mereka;dan bahwa mereka melaksanakan tugas
mereka yang telah allah perintahkan kepada mereka.
A.Sifat-sifat Fisik
Malaikat
Atas dasar hal di
atas,allah swt tidak menginformasikan kepada kita sifat-sifat fisik mereka
selain hanya sedikit saja.Allah swt menjelaskan bahwa mereka di ciptakan
sebelum Adam.sebab di sebutkan dalam al-qur’an bahwa allah swt memberitahukan
para malaikat bahwa dia akan menciptakan
manusia dan menempatkannya di bumi.
Allah berfirman dalam
surat al-baqarah ayat 30
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah
di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui".
Keseluruhan nash-nash menunjukan bahwa malaikat adalah
mahluk cahaya yang tidak mempunyai jasad material yang dapat di jangkau dengan
indera manusia.Mereka bukan seperti manusia.Mereka tidak makan dan minum ;tidak
tidur ;tidak menikah;dibersihkan dari syahwat binatang;di sucikan dari
dosa-dosadan kesalahan;dan tidak mempunyai sifat-sifat material yang dimiliki
anak adam.
Hamba-hamba
yang di muliakan
Adapun hubungan
para malaikat dengan allah adalah hubungan penghambaan yang murni,ketaatan dan
kepatuhan ,serta ketundukan mutlak terhadap perintah-perintah allah swt.mereka
tidak punya kaitan apapun dengan allah swt selain kaitan tersebut.
Hubungan malaikat
dengan alam semesta dan manusia
Jika demikian hubungan para malaikat dengan tuhan
mereka,yakni hubungan ibadah yang sempurna kepada allah swt,dan taat sepenuhnya
terhadap segala perintah-nya,maka hubungan mereka dengan alam semesta dan
manusia adalah merupakan bagian dari pengabdian dan ketaatan itu.ibadah mereka
kepada allah tidak hanya bertasbih dengan memuji allah dengan
memuliakan-nya.Melainkan mencakup pelaksanaan kehendaknya dengan mengatur dan
memelihara urusan-urusan alam semesta,serta memelihara segala apa yang ada di
dalamnya berupa mahluk-mahluk;segala gerak dan aktivitas;segala kehidupan dan
benda mati;segala aturan dan undang-undang dan melaksanakan qadar-nyasesuai
dengan ketentuan-nya terhadap semua makhluk-makhluk itu.mereka melaksanakan
kehendak-nya dalam mengawasi dan mencatat setiap yang terjadi di alam semesta,
baik berupa gerakan yang terjadi atas dasar keinginan atau bukan atas
keinginannya sendiri.Jadi,mereka yang ditugasi untuk mengurus langit dan
bumi.setiap gerakan di alam semesta ini masuk kedalam tugas mereka,sebagaimana
yang di inginkan oleh pencipta mereka.
Selain itu juga malaikat mempunyai tugas atau pekerjaan
lain dalam kehidupan manusia.Tujuan-nya sebagaimana yang allah tegaskan adalah
untuk memberi hidayah kepada manusia ,membahagiakan mereka,dan membantu mereka
dalam beribadah kepada allah serta membantu mereka untuk memilih hidayah dan
kebajikan serta meninggalkan keburukan,kerusakan,dan kesesatan.Jadi,mereka
adalah mahluk yang allah pilih untuk menyampaikan hidayah-nya kepada penduduk
bumi melalui para rosul-nya yang mulia.
Jadi para malaikat itu mendorong hamba allah untuk taat
kepada rabbnya,ibadah kepada-nya dan menanamkan kecintaan terhadap dzikir dan
al-qur’an;menganjurkan mencari ilmu dan kebaikan;mereka menghadiri shalat dan
bacaan al-qur’an sang hamba.
Sebagai kata pamungkas tentang
hubungan malaikat dengan manusi,pengaruh mereka dalam amal-amal manusia yang
bersipatiradiyyah ( di kehendaki ) dan yang ghairu iradiyyah ( yang tidak di
kehendaki ) kami kutipkan pernyataan yang berbobot dari ibnul qayyim Al
Juziyyah semoga allah merahmatinya dalam kitabnya,ighatstul Lahfan Min
Makaidisy-syaithan,dia mengatakan:
” Malaikat yang ditugaskan mengurusi
manusia sejak ia berupa nutfah sampai akhir hidupnya,mempunyai urusan
lain.Mereka di tugaskan untuk mewujudkan manusia,memindahkan dari satu fase ke
fase berikutnya,membentuknya, memeliharanya dalam tiga tingkat kegelapan.Mereka
mencatat rezekinya,amalnya,ajalnya, kecelakaannya,dan
keberuntungannya.menyertainya dalam segala kondisi;menghitung ucapan dan segala
perbuatannya,menjaganya di kala hidup dan mencabut nyawanya bila tiba masanya
untuk mati,dan membawanya untuk menghadap pencipta.Merekalah yang di tugaskan
menyiksa dan memberi kenikmatan di alam barjah setelah kebangkitkan.Mereka pula
yang di tugaskan membuat alat-alat kenikmatan da siksaan,dan merekapula yang
mendorong dserta menyerunya untuk melakukan kebaikan serta mencegah untuk
berbuat keburukan.mereka adalah para utusan allah ditengah mahluknya dan para
duta allah untuk para hambanya.Mereka turun dengan perintah dari sisinya
keseluruh penjuru dunia dan naik kepadanya dengan urusan-urusan itu.
Iman kepada para Nabi dan Rosul
Diantara
rukun iman adalah iman kepada para nabi dan rosul allah.Maknanya
adalah,mengimani para nabi dan rosul yang allah sebutkan dalam al-qur’an ;dan
mengimani bahwa allah swt mengutus para rosul-rosul dan nabi-nabi selain yang
di sebutkan dalam al-qur’an itu, yang hanya allah lah yang mengetahuinya.
Nabi dan rosul yang di sebutkan
dalam al-qur’an berjumlah 25 orang merka adalah:
- Nabi Adam a.s. 11. Nabi Yusuf a.s. 21. Nabi Yunus a.s.
- Nabi Idris a.s. 12. Nabi Ayyub a.s. 22. Nabi Zakaria a.s.
- Nabi Nuh a.s. 13. Nabi Syu’aib a.s. 23. Nabi Yahya a.s.
- Nabi Hud a.s. 14. Nabi Harun a.s. 24. Nabi Isa a.s.
- Nabi Salih a.s. 15. Nabi Musa a.s. 25. Nabi Muhammad s.a.w.
- Nabi Ibrahim a.s. 16. Nabi Ilyas a.s.
- Nabi Luth a.s. 17. Nabi Ilyasa’ a.s.
- Nabi Ismail a.s. 18. Nabi Zulkifli a.s.
- Nabi Ishaq a.s. 19. Nabi Dawud a.s.
- Nabi Ya’qub a.s. 20. Nabi Sulaiman a.s
Para
nabi dan rosul itu wajib kita imani kerasulan dan kenabiannya secara
rinci.Artinya,jika seorang di hadapkan pada salah seorang nabi itu,ia tidak boleh
menyangkal kenabian dan kerosulannya.jika ia menyangkal kenabian atau kerasulan
seorang saja dari mereka,maka ia kafir.
Adapun
nabi dan rosul yang tidak di ceritakan dalam al-qur’an,maka allah memerintahkan
kita untuk mengimaninya secara global.dan kita tidak berhak bahkan tidak boleh
menyebut seseorang sebagai nabi atau rosul sejauh al-qur’an tidak menyebutkan
dalam hitungan para nabi dan rosul, dan tidak pula rasulullah saw
menginformasikan kepada kita.
Para rosul
yang tergolong ulul’azmi
Rosul yang termasuk ulul’azmi sebagai mana yang di sebutkan
para ulama,ada lima orang.mereka adalah : Muhamad,Ibrahim,Musa,Nuh,dan Isa
Hakikat Nabi
sebagai pembawa Risalah
Hakikat
rasul sebagai pembawa risalah tak lepas dari tugas para rasul yanimenyampaikan.
Menyeru untuk beriman kepada Allah dan keesaan-Nya. Imankepada Allah adalah
fitrah dalam diri manusia. Maka setiaap manusia mendapatkandirinya dikuasai
oleh sesuatu kekuatan yang lebih tinggi dari kekuatannya, akantetapi manusia
berbeda dalam menentukan kekuatan itu, di antaranya ada yangmenafsirkannya
sebagai kekuatan alam dan ada yang menafsirkannya sebagai berhala-berhala
yang mereka buat dan yang lain emnafsirkannya selain itu. Makadatanglah
nabi-nabi membetulkan kesesatan-kesesatan ini, emmbawa risalah, danmembimbing
akal ke arah itikad adanya Allah dan keesaaan-Nya.
Andaikata
akal manusia bertindak sendirian dalam memahami kebenaran-kebenaran ini,
tidaklah tepat sasarannya dan tidak sampai pada tujuannya,khususnya dalam
perkataan-perkataan ghaib yang tidak bisa dijangkau oleh akalmanusia dan
pengetahuan tanpa wahyu yang di sampaikan Allah pada nabi-nabi. Dalam hal ini
Allah SWT berfirman dalam QS 21:25 yang artinya :
Dan
kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan
kepadanya. Bahwasanya tidak ada Tuhan Melainkan Allah (Aku), makasembahlah
olehmu sekalian akan Aku´Risalah yang dibawa rasulullah bukanlah sesuatu yang
baru. Dasar aqidah yang disampaikan oleh rasulullah adalah juga aqidah
yang disampaikan oleh nabi-nabi sebelumnya. Ajaran yang disampaikan rasulullah
dapat dilihat sebagai hikmahIlahiah untuk melakukan pemurnian terhadap tauhid
yang dari penyelewengan yangtelah dilakukan oleh umat sebelumnya.
Rasulullah
memperkuat kembali keyakinanterhadap keesaan Allah (zat, sifat, afal) yang
telah tenggelam akibatketerkungkungan akal manusia terhadap keduniaan karena
dunia menjadi tujuanakhir kehidupan. Atas dasar itu, manusia dikendalikan oleh
hawa nafsu yang berakibat kehidupan mereka mengalami kesengsaraan.
Keadilan sosial menjadi nilaikebaikan utama dalam ajaran Islam oleh karena itu
Islam dapat berkembang dengandemikian cepat karena salah satu alasannya Islam
telah tampil sebagai kekuatanpembebas yang membebaskan umat manusia ketika itu
dari perilaku ketidakadilan.
Kewajiban kita terhadap para rosul
Ø Kita wajib membenarkan semua rasul
allah,setelah kita mengimani keberadaan mereka dan mengimani risalah mereka.
Ø Kita juga wajib mengimani bahwa
setiap rosul yang di utus allah telah menunaikan amanah-nya,menyampaikan
risalah-nya dengan sebaik-baiknya.
Ø Menaati dan tidak menyalahi
mereka,karena hal itu merupakan bentuk ketaatan kepada allah swt.
Ø Meyakini bahwa mereka adalah manusia
paling baik dalam hal ilmu dan amal,paling jujur,paling sempurna akhlaknya,dan
bahwa allah swt mengistimewakan mereka dengan keutamaan-keutamaan yang tidak
pernah di berikan kepada manusia lain;dan bahwa allah memelihara dan
membersihkan mereka dari sifat dusta,khianat,menyembunyikan,lalai dalam
menyampaikan risalah dan membersihkan mereka dari segala dosa besar maupun dosa
kecil.
Ø Kita wajib mengimani bahwa para
rosul itu adalah laki-laki dari golongan manusia,bukan dari golongan malaikat
dan allah tidak mengutus perempuan.
Ø Kita mengimani bahwa allah swt tidak
memberinya tabiat khusus selain tabiat manusia.
Ø Kita mengimani bahwa mereka tidak
memiliki sedikitpun karakteristik ketuhanan.
Ø Kita wajib mengimani bahwa allah swt
memperkuat mereka dengan mukjijat yang mencengangkan dan tanda-tanda kenabian
yang nyata,yang menunjukan kebenaran kenabian mereka.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah kita membaca dan membahas mengenai pembahasan
tentang Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat Allah, dan Iman kepada Rasul
Allah kita akan mengetahui apa yang dimaksud iman kepada Allah, Malaikatnya,
dan Rasulnya.
Iman yaitu meyakini dengan hati mengucapkan dengan lisan
serta membuktikannya dengan amal perbuatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Yasin,Muhamad Nu’alim
Iman; Rukun,hakikat dan yang membatalkannya/Muhamad
nu’aim
Yaasin;alih bahasa,tate Qomarudin;Editor,Tina
Rakhmatin;Halfino Berry
Bandung:Asysyamil Press,2002
Qs albaqarah ayat 30
Ath-Tharabilisiy, Sayyid Husein Afandiy Al-Jisr, Memperkokoh Aqidah Islamiyah, Cet. 1 :
Surabaya : CV Pustaka Setia, 1999.
El-Jazairi, Abu Bakar Jabir, Pola Hidup Muslim Aqidah, Cet. 2 : Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
1993.
Syamakhsyari, A. Solihan, Cinta Rasul, Jakarta Timur : Pustaka
Al-Kautsar, 2000.
[1][1] Sayyid Husein Afandiy Al-Jisr Ath-Tharabilisiy, Memperkokoh Aqidah Islamiyah, (Cet. 1 :
Surabaya : CV Pustaka Setia, 1999), h. 19.
[2][2] Abu Bakar Jabir El-Jazairi, Pola Hidup Muslim Aqidah, (Cet. 2 : Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
1993), h. 31.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar